SELAMAT DATANG DI PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI POLSEK BALIKPAPAN BARAT, KAMI SIAP MELAYANI ANDA, APABILA ANDA MEMBUTUHKAN KAMI HUBUNGI CALL CENTER 110 ATAU (0542) 422 392 ATAU SMS HOTLINE 0852-5448-9786

Rabu, 12 Februari 2014

Tertidur, Nyaris Terpanggang

Humas Polsek Balikpapan Barat, Kebakaran menimbulkan korban jiwa nyaris terjadi. Warga lingkungan RT 39 Perum BTN, Gunung Empat, Kelurahan Margomuyo, Balikpapan Barat mendadak gaduh setelah salah seorang warganya berteriak kencang melihat api berkobar di lantai dua rumah yang diketahui milik Siti Purwanti (63).

Ya, tadi malam sekira pukul 20.40 Wita, api berkobar setinggi lebih 7 dua meter terlihat di sudut lantai dua. Anehnya, anak-anak Siti Purwanti yang berada di lantai satu tidak mengetahui jika api sudah membakar sebagian rumahnya yang bernomor 34. Saat itu, mereka tengah tidur-tiduran. Beruntung, di antara mereka ada yang mendengar teriakan warga dari luar rumah.

Itupun, mereka belum menyadari jika kebakaran  terjadi di rumahnya. “Kita sudah tiduran di sini (menunjuk lantai bawah). Baru tahu ada kebakaran dari tetangga yang teriak-teriak,” kata anak perempuan Siti Purwanti.

Korban  mengetahui kalau rumahnya terbakar ketika tetangganya berteriak dan membangunkan mereka. Ketika kejadian korban panik, langsung berusaha memadamkan api, yang lain sibuk menyelamatkan beberapa barang berharga. “Bingung saya, ndak tahu lagi mau ngapaian,” katanya.

Warga yang melihat kebakaran langsung menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), namun pergerakan petugas pemadam dianggap lambat dan membuat kesal warga sekitar lokasi kejadian. Warga sekitar berusaha mengambil inisiatif memadamkan api dengan alat seadanya. “Setibanya petugas pemadam kebakaran, api sudah padam,” ungkap salah seorang warga.

Ketua RT 39, Samuel menjelaskan kebakaran terjadi 5 menit setelah listrik padam. Tiba-tiba api menyala, setinggi tujuh meter. Diduga api berasal dari stopkontak, kemudian menjalar ke dinding dan atap yang terbuat dari asbes. Lokasi yang terbakar digunakan untuk mencuci dan menjemur pakaian.

Sebuah mesin cuci di lokasi juga habis terbakar.  “Yang memadamkan api adalah warga, pemadam tiba di lokasi pada saat api dalam keadaan padam. Kami pun belum bisa memastikan penyebab dari kebakaran tersebut karena masih dam penyelidikan petugas,” tambah Samuel.

Samuel juga mengakui, lambannya tindakan pemadam kebakaran. Samuel juga memberi catatan khusus, karena ketika terjadi kebakaran yang berkelanjutan atau tidak bisa dipadamkan warga, maka semakin banyak warga yang menjadi korban kebakaran.

Ketua LPM Margomulyo, Syarifuddin juga mengimbau kepada masyarakat jika terjadi kebakaran tidak datang ke lokasi untuk sekadar jadi penonton. Kondisi ini bisa menghambat laju petugas pemadam menuju lokasi.

“Ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat, jika terjadi kebakaran mereka datang berbondong-bondong menjadikan kebakaran tontonan menarik. Padahal tanpa mereka sadari bahwa dengan kehadirannya dapat mengganggu jalannya proses pemadaman,” terang anggota DPRD Balikpapan ini.

Selain mesin cuci dan sebagian bangunan, sejumlah pakaian yang tengah dijemur juga ikut ludes. Beruntung kebakaran ini tidak menelan korban jiwa dan kerugian materiil yang dialami tidak terlalu besar, hanya berkisar dari Rp5 juta. “Ya untungnya warga cepat bergerak, rame-rame memadamkan,” tambah Syarifuddin.(balikpapanpos)

Posting Komentar


"Mohon Isikan Saran dan Komentar Anda, Untuk Tugas Kami ke Depan Agar Lebih Baik"