SELAMAT DATANG DI PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI POLSEK BALIKPAPAN BARAT, KAMI SIAP MELAYANI ANDA, APABILA ANDA MEMBUTUHKAN KAMI HUBUNGI CALL CENTER 110 ATAU (0542) 422 392 ATAU SMS HOTLINE 0852-5448-9786

Rabu, 17 Juli 2013

Awas, Kejahatan Mencatut PCR..!

BALIKPAPAN POS-Bagi-bagi sembako kepada keluarga miskin (gakin) melalui Paket Ceria Ramadan (PCR) garapan Balikpapan Pos dan BAZNAS Kota Balikpapan, ternyata ada yang memanfaatkan untuk melakukan kejahatan.


Kejadiannya, Selasa (16/7) kemarin sekitar pukul 10.30 Wita.  Seorang laki-laki jahat mengaku wartawan Balikpapan Pos, menculik tiga bocah yang tinggal di Jl Semoi RT 13 Kelurahan Marga Sari, Balikpapan Barat. Korbannya Isah (8) kelas 3 SD, Indah (5) dan Warda (6), keduanya berstatus anak TK.


Kasus ini terungkap ketika dua perempuan datang ke Polsek Balikpapan Utara sambil menangis sesenggukan. Dua wanita itu, Irma (35) ibu dari Isah dan Indah, Sahariah (35) ibu dari Warda. Dua wanita itu diantar kerabatnya, Rina (28) yang tak lain tante tiga korban tersebut.


“Pak, anak saya diculik Pak,” teriak Irma sambil menangis bersandar di dinding ruang SPK (Sentra Pelayanan Kepolisian) Polsek Balikpapan Utara. Sedangkan Sahariah tampak lebih tabah, bercerita dengan tenang meski sambil meneteskan air mata. Kepala SPK Aiptu Marale Sagala dan petugas jaga lainnya langsung merespon laporan wanita tersebut.


Dari cerita Sahariah, kejadian berawal ketika seorang pria berbadan gemuk, memakai kaca mata naik motor Honda Supra Fit, menghampiri Isah, Indah dan Warda yang saat itu berjalan bersama tantenya, Rina. “Laki-laki itu ngakunya wartawan Balikpapan Pos, katanya mau ngasih sumbangan dari PCR,” ujar Sahariah. Pelaku membujuk korban, akan memberikan uang masing-masing Rp500 ribu, atau total Rp1,5 juta untuk 3 korban.


Tetapi syaratnya, ketiga bocah tersebut harus difoto di sebuah studio foto di Km 1 Jl Soekarno Hatta. “Dia (pelaku,Red) bilang, katanya nyari anak yatim piatu dan orang miskin mau dikasih uang,” imbuh Rina.  Rina pun tergoda. Lantas Rina, Isah, Indah  dan Warda diboncengkan motor oleh pelaku, menuju studio foto di Km 1 Jl Soekarno Hatta.


Namun mereka tidak menuju ke studio foto, melainkan belok ke arah Karang Jawa, Kelurahan Karang Jati. Rina disuruh turun untuk menemui seseorang. Nah, saat Rina lengah, pelaku membawa kabur Isa, Indah dan Warda. Rina yang kebingungan buru-buru  pulang memberitahukan kejadian tersebut kepada ibu para korban, Irma dan Sahariah.


Mendengar kejadian tersebut, Aiptu Marale Sagala langsung konfirmasi mengenai program PCR kepada wartawan Balikpapan Pos. Lantas, disimpulkan bahwa, kejadian tersebut adalah kejahatan dengan mencatut program PCR yang digelar Balikpapan Pos dan BAZ Kota Balikpapan. Rina sempat mengingat nomor polisi motor yang dibawa pelaku, namun kurang lengkap kode belakangnya. Yakni motor Honda Supra Fit KT 4988 warna hitam.


Irma dan Sahariah mengaku tinggal di rumah kontrakan. Suami Irma bernama Darwis sopir angkot nomor 5, suami Sahariah juga sopir angkot bernama Daeng Tompo. “Suami nggak tahu ini, dia sedang narik angkot,” ujar Irma di sela tangisannya.


Selanjutnya, mereka diantar polisi ke Polsek Balikpapan Barat untuk meneruskan laporannya sesuai dengan locus delicty (tempat kejadian perkara).  Beberapa polisi dari Polsek Balikpapan Utara dan Balikpapan Barat disebar mencari pelaku.


Sekitar satu jam kemudian, polisi menemukan tiga bocah perempuan tersebut di kawasan Karang Jawa, Kelurahan Karang Jati. Korban ditemukan dalam kondisi ketakutan, ditinggal di pinggir jalan. Setelah diperiksa polisi, ternyata perhiasan korban berupa anting-anting dan kalung, dipereteli pelaku. “Pelaku masih kami kejar. Ciri-ciri pelaku sudah kami ketahui,” ujar Kapolsek Balikpapan Barat Kompol Kifli S Supu.

Masih beruntung, ketika korban tidak mengalami kekerasan fisik. Kapolsek Kifli mengimbau agar warga tidak percaya begitu saja terhadap orang yang tak dikenal yang menawarkan hadiah atau santunan. “Ini bulan puasa, banyak pelaku kejahatan yang memakai modus memberikan sumbangan. Kalau ada yang menawari, tanya dulu ke RT, kelurahan atau ke kantor polisi,” tegas Kifli.