BALIKPAPAN POS-Bagi-bagi sembako kepada keluarga miskin
(gakin) melalui Paket Ceria Ramadan (PCR) garapan Balikpapan Pos dan
BAZNAS Kota Balikpapan, ternyata ada yang memanfaatkan untuk melakukan
kejahatan.
Kejadiannya, Selasa (16/7) kemarin sekitar pukul 10.30 Wita. Seorang
laki-laki jahat mengaku wartawan Balikpapan Pos, menculik tiga bocah
yang tinggal di Jl Semoi RT 13 Kelurahan Marga Sari, Balikpapan Barat.
Korbannya Isah (8) kelas 3 SD, Indah (5) dan Warda (6), keduanya
berstatus anak TK.
Kasus ini terungkap ketika dua perempuan datang ke Polsek Balikpapan
Utara sambil menangis sesenggukan. Dua wanita itu, Irma (35) ibu dari
Isah dan Indah, Sahariah (35) ibu dari Warda. Dua wanita itu diantar
kerabatnya, Rina (28) yang tak lain tante tiga korban tersebut.
“Pak, anak saya diculik Pak,” teriak Irma sambil menangis bersandar di
dinding ruang SPK (Sentra Pelayanan Kepolisian) Polsek Balikpapan Utara.
Sedangkan Sahariah tampak lebih tabah, bercerita dengan tenang meski
sambil meneteskan air mata. Kepala SPK Aiptu Marale Sagala dan petugas
jaga lainnya langsung merespon laporan wanita tersebut.
Dari cerita Sahariah, kejadian berawal ketika seorang pria berbadan
gemuk, memakai kaca mata naik motor Honda Supra Fit, menghampiri Isah,
Indah dan Warda yang saat itu berjalan bersama tantenya, Rina.
“Laki-laki itu ngakunya wartawan Balikpapan Pos, katanya mau ngasih
sumbangan dari PCR,” ujar Sahariah. Pelaku membujuk korban, akan
memberikan uang masing-masing Rp500 ribu, atau total Rp1,5 juta untuk 3
korban.
Tetapi syaratnya, ketiga bocah tersebut harus difoto di sebuah studio foto di Km 1 Jl Soekarno Hatta. “Dia (pelaku,Red)
bilang, katanya nyari anak yatim piatu dan orang miskin mau dikasih
uang,” imbuh Rina. Rina pun tergoda. Lantas Rina, Isah, Indah dan
Warda diboncengkan motor oleh pelaku, menuju studio foto di Km 1 Jl
Soekarno Hatta.
Namun mereka tidak menuju ke studio foto, melainkan belok ke arah
Karang Jawa, Kelurahan Karang Jati. Rina disuruh turun untuk menemui
seseorang. Nah, saat Rina lengah, pelaku membawa kabur Isa, Indah dan
Warda. Rina yang kebingungan buru-buru pulang memberitahukan kejadian
tersebut kepada ibu para korban, Irma dan Sahariah.
Mendengar kejadian tersebut, Aiptu Marale Sagala langsung konfirmasi
mengenai program PCR kepada wartawan Balikpapan Pos. Lantas, disimpulkan
bahwa, kejadian tersebut adalah kejahatan dengan mencatut program PCR
yang digelar Balikpapan Pos dan BAZ Kota Balikpapan. Rina sempat
mengingat nomor polisi motor yang dibawa pelaku, namun kurang lengkap
kode belakangnya. Yakni motor Honda Supra Fit KT 4988 warna hitam.
Irma dan Sahariah mengaku tinggal di rumah kontrakan. Suami Irma
bernama Darwis sopir angkot nomor 5, suami Sahariah juga sopir angkot
bernama Daeng Tompo. “Suami nggak tahu ini, dia sedang narik angkot,”
ujar Irma di sela tangisannya.
Selanjutnya, mereka diantar polisi ke Polsek Balikpapan Barat untuk meneruskan laporannya sesuai dengan locus delicty (tempat kejadian perkara). Beberapa polisi dari Polsek Balikpapan Utara dan Balikpapan Barat disebar mencari pelaku.
Sekitar satu jam kemudian, polisi menemukan tiga bocah perempuan
tersebut di kawasan Karang Jawa, Kelurahan Karang Jati. Korban ditemukan
dalam kondisi ketakutan, ditinggal di pinggir jalan. Setelah diperiksa
polisi, ternyata perhiasan korban berupa anting-anting dan kalung,
dipereteli pelaku. “Pelaku masih kami kejar. Ciri-ciri pelaku sudah kami
ketahui,” ujar Kapolsek Balikpapan Barat Kompol Kifli S Supu.
Masih beruntung, ketika korban tidak mengalami kekerasan fisik.
Kapolsek Kifli mengimbau agar warga tidak percaya begitu saja terhadap
orang yang tak dikenal yang menawarkan hadiah atau santunan. “Ini bulan
puasa, banyak pelaku kejahatan yang memakai modus memberikan sumbangan.
Kalau ada yang menawari, tanya dulu ke RT, kelurahan atau ke kantor
polisi,” tegas Kifli.