BALIKPAPAN-Warga Jl Soekarno Hatta Km 4 RT 67
Kelurahan Batu Ampar, Balikpapan Utara, digegerkan dengan penemuan
tengkorak manusia, tepat di lokasi hilangnya Yunita Pratiwi yang akrab
disapa Tiwi pada Selasa (7/12) kemarin.Tengkorak itu ditemukan sekira
pukul 10.45 Wita.
Kuat dugaan, tulang belulang itu merupakan Tiwi, bocah 5 tahun yang
dikabarkan hilang sejak 22 November 2011 lalu. Kecurigaan itu muncul
selain lokasi penemuan tengkorak di lokasi hilangnya Tiwi, ditemukan
pula gelang perak bertuliskan nama “Tiwi”. Gelang itulah yang terakhir
kali dipakai oleh korban sebelum dinyatakan hilang di kawasan hutan tak
jauh dari lokasi rumah orangtuanya, Jl Soekarno-Hatta Km 4 RT 67 No 100,
Kelurahan Batu Ampar, Balikpapan Utara.
Tiwi sebelum hilang, tengah bersama Serly (4) bermain sekira 20 meter
dari rumahnya. Tak diketahui pasti bagaimana pastinya, bocah lucu itu
secara mendadak tak lagi terendus keberadaannya.
Yang menjadi pertanyaan, mengapa Tiwi yang menghilang selama 15 hari
kini ditemukan sudah dalam kondisi tak lagi berbalut daging? Apakah anak
itu tewas kemudian dimangsa hewan buas sehingga kondisinya begitu
mengenaskan?
Dari data yang dikumpulkan Balikpapan Pos, saat ditemukan,
tengkorak berada di dalam semak belukar yang berjarak sekira 200 meter
dari rumah Rustam dan Novi–orangtua korban. Padahal, sejak hilangnya
bocah TK RA Sitti Aisyah itu, puluhan orang melakukan pencarian terhadap
Tiwi. Ada habib yang membawa 50 santrinya, belasan ‘orang pintar’ dari
Balikpapan dan Penajam Paser Utara, warga sekitar, kepolisian dari
Polsek Utara, plus pasukan K-9 yang dilengkapi anjing pelacak.
Anehnya, semua upaya pencarian itu tak membuahkan hasil. Paranormal
menyebut Tiwi disembunyikan makhluk gaib, ada yang menyebut wewe gombel,
genderuwo, orang bersurban, dan lainnya. Sementara personel K-9 dengan
anjing pelacaknya tak mampu mengendus keberadaan Tiwi karena korban
telah lebih dari 12 jam hilang.
Saat Tiwi hilang, hanya ditemukan sepasang sepatu karet milik korban.
Nah, dari lokasi penemuan sepatu itu, hanya sekitar 10 meter
ditemukanlah tengkorak yang diduga kuat adalah Tiwi.
Posisi tengkorak itu berserakan di tengah rimbunan Pakis. Dilihat dari
kerangka yang ada, bisa diperkirakan jika jenis kelaminnya wanita,
ukuran tengkorak kecil sehingga kuat dugaan jika tulang belulang itu
adalah bocah. Di tempat penemuan tulang pangkal kaki tidak dtemukan.
Hanya tinggal tulang tengkorak kepala, tulang punggung, beberapa tulang
rusuk, kedua tulang lengan, tangan, tulang pinggul, kedua tulang paha.
Selain itu, ditemukan pula pakaian berupa kaos dan celana pendek
berwarna kusam menyatu dengan tanah.
Penemuan tengkorak itu berawal ketika La Juma (45), warga RT 67
bersama istrinya, Wa Ambe (40) menuju kebun Pakis. Keduanya bermaksud
memetik Pakis untuk dijadikan sayuran makan siang. Saat melintas,
tiba-tiba mereka mendapati tengkorak kepala manusia dan potongan tulang
lainnya.”Istri saya yang pertama kali lihat, saya juga kaget,” kata La
Juma saat di Mapolsek Utara.
Diakui Kakek bercucu ini, ketika mendapati apa yang juga dilihat oleh
istrinya ia awalnya mengaku tak percaya.”Saya sempat teriak, betul kah
ini tengkorak manusia,” ucap La Juma yang kemudian melapor ke Mapolsek
Utara.
Dia menambahkan, bau menyengat dari bangkai tidak pernah tercium oleh La Juma maupun Wa Ambe yang selama ini kerap seliweran di sekitar lokasi penemuan tengkorak.”Ndak ada bau bangkai, kalau pun ada pasti kecium. Apalagi bangkai manusia pasti bau sekali,” ungkapnya.
Mendapati laporan warga, Unit Identifikasi dan Unit Reskrim Polsek
Balikpapan Utara langsung datang ke lokasi dan melakukan olah TKP. Tak
kurang satu jam, seluruh tulang dikumpulkan. Tak kurang 7 ciri didapat
dari proses identifikasi.
Menurut Kapolres Balikpapan AKBP Sabar Supriyono didampingi Kapolsek
Balikpapan Utara Kompol Andrias Susanto, pihaknya telah memeriksa
beberapa saksi di lokasi kejadian. Namun, kematian korban belum
diketahui berikut identitasnya.”Pokoknya semua dalam proses penanganan,
kita menunggu hasil forensik dulu,” kata Sabar saat berada di TKP.
Lanjut Kapolres, terkait penemuan gelang yang diketahui selama ini
selalu digunakan Tiwi bahkan saat korban dikabarkan menghilang. Gelang
itu belum dapat menjadi acuan jika tengkorak adalah benar Tiwi.”Kita
tunggu saja hasil uji forensik, kalau sudah tes DNA baru bisa dikatakan
tengkorak itu adalah Tiwi,” pungkas Sabar. Begitu pula saat disinggung
jika benar Tiwi mengapa sudah berbentuk tengkorak padahal baru sekira 15
hari menghilang. Kapolres enggan berkomentar lebih lanjut. Ia
menyerahkan sepenuhnya pada hasil DNA nantinya.
Petugas kemudian membawa tengkorak ke ruang Mortuary Rumah Sakit
Kanujoso Balikpapan. Namun, dari kabar yang diperoleh, proses autopsy
terhadap tengkorak belum dapat dilakukan, sebab salah seorang dokter uji
forensik tengah berada di luar kota.
Sementara itu situasi rumah Rustam dan Novi, orang tua Tiwi dipenuhi
kerabat dan keluarga korban. Meskipun belum dapat dipastikan kebenaran
siapa identitas tengkorak itu, kerabat korban sudah meyakini jika
tengkorak tersebut adalah benar tubuh Tiwi yang selama ini menghilang.
“Percuma cari paranormal, orang pintar. Katanya Tiwi masih hidup,
ternyata sudah jadi tengkorak,” ucap salah seorang keluarga Tiwi sembari
menangis ketika berbicara melalui telepon.
Rustam sendiri sekira pukul 15.00 Wita juga terlihat berada di Mapolsek
Utara bersama Novi, istrinya. Mengenakan pakaian muslim berwarna krem
muda, Rustam yang bekerja sebagai petugas sekuriti komplek perumahan tak
mau berkomentar.(balikpapan_pos)