POLISI tidak mau bertindak gegabah untuk menyimpulkan apakah tengkorak
yang ditemukan warga di area hutan pakis berjarak 200 meter dari tempat
tinggal orangtua Tiwi-bocah yang menghilang secara misterius. Selain
kondisi tengkorak yang tak lagi utuh, lokasi yang sudah berulang kali
disisir oleh warga, polisi, puluhan orang pintar, pertanyaan yang belum
terjawab lainnya benarkah tengkorak itu adalah Tiwi? Kalau benar Tiwi,
bagaimana ia bisa tewas? Adakah tindak kekerasan atau dengan kata lain
Tiwi dibunuh, kemudian jenasahnya dibuang ke hutan.
Sherli, bocah berusia 4 tahun yang terakhir kali bermain bersama Tiwi
saat diperiksa di Mapolsek Balikpapan Utara sempat mengaku melihat
sesosok pria yang membekap mulut Tiwi dan membawanya pergi. Namun,
orangtua Tiwi, Rustam dan Novi sama sekali tidak percaya jika Tiwi
diculik, Buktinya, ada sepasang sepatu milik Tiwi yang ditemukan di
hutan. Apalagi sepatu karet berwarna oranye itu posisinya rapi.
Semua dugaan yang mencuat atas kematian Tiwi belum mau dijawab secara
tuntas oleh kepolisian. Bahkan Polres masih hati-hati menyimpulkan
kebenaran tengkorak itu adalah Tiwi yang telah menghilang seakan di
telan bumi selama 15 hari lamanya.
Jangankan menyimpulkan temuan tersebut adalah sisa jasad Tiwi, polisi
juga belum memutuskan apakah korban benar-benar dibunuh atau ada
penyebab lain yang wajib dibuktikan. Sehingga kebenarannya dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum.
Kurang lebih 2 jam, puluhan polisi menyebar di areal hutan kebun pakis,
lokasi ditemukannya tengkorak yang berserakan. Mereka sudah punya tugas
masing-masing untuk menggali data, ada pula konsentrasi di titik tempat
kejadian perkara (TKP). Anehnya lagi, dari titik tengkorak ditemukan
kendati sudah tertutup semak belukar, lokasi itu dekat dengan jalan
setapak yang sering dilalui warga sekitar.
Ada kejanggalan yang ditemukan aparat di lokasi yakni sedikit pun tidak
tercium aroma bau bangkai menusuk seperti halnya pada kasus temuan
mayat-mayat sebelumnya. Tengkorak juga seperti sengaja ditutup-tutup
semak belukar serta bagian kepala dibiarkan tampak terlihat.
Busana putih sudah berlumpur jenis rok lebar motif garis berlipat dan
baju kain warna merah putih berbunga juga posisinya tidak menyatu dengan
tulang.
Baju berukuran yang dipakai anak-anak seusia Tiwi itu setengahnya
tertanam di tanah berlumpur diatas tengkorak. Kondisi titik tengkorak
berada di bawah tanah jurang pendek setinggi 1,5 meter, persis di kayu
balok ulin berukuran 10X10 sentimeter yang tertancap di tanah.
Apalagi dari titik tersebut ada beberapa rumah warga jaraknya kurang
dari 100 meter. Sehingga apabila ada yang mencurigakan maupun ada timbul
aroma tak sedap pasti akan tercium dari rumah warga maupun yang
melintas di jalanan setapak ini.
“Jalanan ini sering dilalui, tapi kok ndak ada yang pernah lihat (tengkorak, Red)
Bahkan saat dikabarkan hilang kami mencarinya juga di sini selama
belasan kali, tapi tidak ada tengkorak makanya saya bingung kok bisa ada
tengkorak di sini,” kata Burhan warga sekitar dengan wajah yang
terlihat kebingungan.
Minimnya petunjuk di lokasi kejadian membuat jajaran unit Identifikasi
Satreskrim Polres Balikpapan dan unit Reskrim Polsek Balikpapan Utara
esktra kerja keras menggali informasi. Dari jalanan utama serta dari
arah seluruh penjuru menuju ke titik tengkorak ditelusuri kembali oleh
petugas.
Sebab, dari lokasi ini, dapat menuju arah Jl MT Haryono, Pasar Butun
serta Jl Pattimura dekat terminal Bus Batu Ampar. Ada pula jalanan
setapak berlumpur jarang dilalui warga dapat tembus menuju kawasan dua
jalan utama tadi.
“Selain menggali informasi, kami juga fokuskan dulu kebenaran jika ini
memang benar tengkorak Tiwi melalui serangkaian tes Fornesik dan uji
DNA,” urai Kapolres Balikpapan AKBP Sabar Supriyono yang tengah sibuk
mengomandoi anggotanya di TKP.
Analisa terburuk, kemungkinan Tiwi jika memang benar diculik dan
dibunuh, dipastikan pelakunya mempunyai kelainan maupun dendam sehingga
tega menghabisi nyawa anak perempuan ini secara menggenaskan. Lantas,
usai dibunuh di lokasi lain, jenazahnya yang sudah tersisa tengkorak
dibuang di lokasi tak jauh dari rumahnya yang mudah terlihat oleh warga.
Kalau pun dibunuh dan langsung dibuang di lokasi, tidak mungkin. Sebab,
seluruh saksi termasuk warga tidak pernah mencium aroma tak sedap serta
saat dilakukan pencarian secara rutin juga tidak ditemukan tanda-tanda
tengkorak.
“Kami belum simpulkan sampai ke arah sana, kami konsentrasi dulu
mencari bukti, penggalian informasi termasuk penyelidikan kebenaran
tengkorak itu milik almarhum Tiwi,” jawab kapolres.(balikpapan_pos)