BALIKPAPAN – Peristiwa perampokan itu masih tergambar jelas di benak Ridwan. Kini, tokonya tak lagi buka hingga 24 jam. Ridwan membatasi waktu buka toko miliknya itu. Paling lama pukul 01.30 Wita, dia sudah akan menutup pintu dan masuk ke dalam rumah untuk tidur.
“Saya trauma. Pelurunya sampai sekarang masih bersarang di paha saya,” kata Ridwan, mengenang peristiwa yang terjadi Sabtu (7/5) lalu.
Ridwan merupakan korban perampokan di Strat 1 Jl. DI. Panjaitan. Dini hari sekitar pukul 02.00, dua orang perampok mendatangi warung sembako miliknya. Satu menunggu di atas motor, satu lagi beraksi di dalam toko. Karena mencoba melawan, sang perampok nekat menembah paha kirinya. Peluru tak bisa dikeluarkan karena masuk ke dalam tulang.
“Kadang masih sakit pahanya. Tapi sudah ndak pincang lagi kalau jalan,” kata pria itu.
Siang kemarin, Ridwan menjalankan aktifitasnya seperti biasa, menunggui pembeli di warung. Dia ditemani anak kandungnya. Kepada Balikpapan Pos, Ridwan bercerita tentang peristiwa yang dialaminya.
“Saya sebenarnya sudah curiga waktu dia datang. Helmnya ndak pernah dibuka,” tuturnya.
Dua kali pelaku yang menjadi eksekutor bolak-balik ke dalam warungnya. Yang pertama, si pelaku beralasan membeli air mineral. Pelaku beli air mineral dengan uang Rp 5 ribu. Harga air mineralnya Rp 3 ribu.
Setelah Ridwan memberikan uang kembalian, pelaku keluar. Tapi, tak sampai 1 menit kemudian, kembali lagi ke dalam warung. “Dia beli rokok. Uangnya dua puluh ribu,” kata Ridwan.
Nah, ketika orang yang sama, dan masih mengenakan helm, kembali lagi ke dalam warung, Ridwan langsung menegur, “Beli apa lagi, Mas.” Namun, tak seperti sebelumnya. Kali itu, pelaku langsung membentak. Ridwan disuruh jangan bergerak. Setelah membentak, pelaku langsung mengeluarkan senjatanya. Ridwan ingat betul, bentuk senjata yang dikeluarkan tak mirip dengan asli.
“Bentuk senjatanya seperti mainan. Jadi saya pikir memang senjata mainan. Dia menodong senjata sambil mau masuk ke dalam ruangan, saya juga mengambil parang di bawah meja. Begitu dia datang, langsung parangnya saya sabetkan. Dia mengelak dan mundur ke belakang,” tuturnya.
Melihat musuhnya kecut, nyali Ridwan bangkit. Dia lalu mengejar si perampok keluar. Perampok berhelm itu kembali menodongkan pistolnya, sambil menarik kokang. Melihat itu, Ridwan sedikit menciut. Dia mundur ke belakang. Tapi, tiba-tiba keberanian Ridwan muncul. Dia mengejar perampok itu sampai keluar. Si perampok kaget dan hampir saja terjatuh.
“Waktu di luar itulah dia menembak. Dia mengarahkan ke perut. Tapi kenanya di paha,” ucapnya. “Habis nembak, pelakunya langsung kabur. Ndak ada ngambil uang atau barang,” kata Ridwan lagi.
Ridwan menuturkan, meski mengaku terbayang-bayang dengan peristiwa perampokan itu. Tapi, dia tak tahu bagaimana nanti setelah sembuh. Apakah akan tetap berjualan sampai pagi atau terus seperti sekarang, tutup pukul 01.30. “Ndak tahu nanti kalau sudah sembuh. Sekarang masih sering nyeri kalau kena senggol,” imbuhnya.(balikpapan_pos)
Posting Komentar
"Mohon Isikan Saran dan Komentar Anda, Untuk Tugas Kami ke Depan Agar Lebih Baik"