SELAMAT DATANG DI PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI POLSEK BALIKPAPAN BARAT, KAMI SIAP MELAYANI ANDA, APABILA ANDA MEMBUTUHKAN KAMI HUBUNGI CALL CENTER 110 ATAU (0542) 422 392 ATAU SMS HOTLINE 0852-5448-9786

Kamis, 31 Maret 2011

ADE "RATU" PENIPU RAUP Rp. 35 M

BALIKPAPAN – Gelar “ratu”  penipu  tidak hanya disandang oleh wanita berparas cantik Rasellya Rahman Taher alias Selly Yustiawati, yang bisa meraup miliaran rupiah, di Balikpapan  juga ada pelaku yang gaya dan caranya mirip dengan Selly.  

Wanita berstatus ibu rumah tangga (IRT) bernama Ade Farida (39)  dengan alamat di KTP kawasan Jln MT Haryono Gang Dahlia Damai Balikpapan Selatan ini dilaporkan puluhan korban penipuan dengan total kerugian mencapai Rp 35 miliar.

Bagaimana caranya ibu berputera satu ini berhasil mengelabui para korbannya? Ade melancarkan modus mengajak korbannya menanamkan modal untuk tujuan berinvestasi bisnis distribusi produk susu Milo. Keuntungan yang diperoleh para investor pun menggiurkan, yakni dari modal Rp 84 juta akan mendapat komisi Rp 10 juta dalam 10 hari.

Tak hanya itu, calon korban turut pula diimingi kelipatannya. Jadi selama 10 hari apabila tidak diambil, maka komisi Rp 10 juta akan terus berlipat setiap 10 hari. Siapa yang tidak tergiur dengan uang sebanyak itu hanya dengan cara menjadi penanam modal?  Kelihaian Ade dalam melakukan pendekatan serta meyakinkan para korbannya inilah yang menjadi faktor keberhasilannya.

Bisnis tersebut berjalan sejak tahun 2009 lalu. Pada awalnya, penanam modal selalu mendapatkan komisi seperti yang dijanjikan hingga mereka terus mengakumulasikan pendapatan, yakni modal plus komisi untuk diinveskan lagi, hingga mencapai miliaran rupiah. Lama kelamaan jumlah penanam modal pun bertambah hingga puluhan orang.

“Kemudian pada awal 2011, bisnis tersebut macet. Komisi tidak lagi didapat para korban, sampai akhirnya salah satu korban melapor ke polisi. Korban berinisial JR yang melapor pertama merugi hingga Rp 5,9 miliar. Pelaku kami amankan di rumahnya pada tanggal 8 Maret lalu di Polsek Balikpapan Selatan. Setelah dilakukan pengembangan, ternyata korbannya puluhan orang,” jelas Kapolresta Balikpapan AKBP A Rafik didampingi Kasat Reskrim AKP Gendut Supriyanto, kemarin.

Kapolres menyebutkan nama-nama korban dengan jumlah kerugian, yakni NV Rp 1,2 miliar, RS Rp 1,5 miliar, JR Rp 5,9 miliar, FT Rp 1,2 miliar, YS Rp 571 juta, MK Rp 320 juta dan SL sebesar Rp 272 juta. Kemudian DW bersama 40 ibu-ibu lainnya merugi total sekitar Rp 20 miliar lebih.

“Jumlah itu berdasarkan laporan yang kami terima dari para korban. Rata-rata korbannya adalah ibu-ibu serta pengusaha. Dalam setiap transaksi, para korban menyetor melalui bank ke rekening pelaku, yakni bank BCA, BNI dan Mandiri. Mungkin karena tergiur para korban ini selalu menyetorkan lagi modal maupun komisinya hingga berkumpul banyak,” papar Rafik.

Sementara itu, Ade mengaku jumlah kerugian tidak sebesar yang dilaporkan korbannya. “Kan sudah ada yang saya berikan kepada mereka. Mereka memang setor ke saya melalui rekening, kemudian uang saya tarik tunai dan setor ke Nadi, bos saya, dengan cara tunai,” katanya, kemarin.

Ade menyebut, usaha distribusi produk susu Milo tersebut pertama kali yang mengajak adalah Nadi. Semua uang yang dikirim para korban diberikan kepada Nadi. Namun sayang, Ade tidak bisa menujukkan identitas Nadi. “Saya hanya bertemu di luar, tidak pernah ke rumahnya. Saya setor ke dia juga dalam bentuk tunai di depan Kantor Pelni,” katanya.

Bahkan, setiap Ade menyetor uang ke Nadi, tidak ada tanda bukti penyetoran berupa kwitansi atau tanda terima lainnya. Meskipun jumlah uang yang disetor nilanya hingga ratusan juta sekali setor. “Iya di sini salah saya sehingga Nadi tak bisa dilacak ketika bisnis ini macet,” ungkap Ade.

Polisi saat ini juga masih menelusuri pengakuan Ade tentang Nadi. Pasalnya, tidak ada petunjuk sama sekali tentang sosok Nadi. “Bisa juga ini pengakuan saya yang sebenarnya fiktif. Tapi masih kami dalami lagi,”  imbh Gendut.

Tak hanya sampai mengamankan Ade, hingga kini polisi masih terus melakukan pengembangan keterkaitan adanya pelaku atau sindikat lain. Ade sendiri belum dapat ditemui koran hari ini mengingat sedang dalam proses penyidikan sekaligus pengembangan di lapangan.

Dari pengakuan korban, sang suami kesehariannya bekerja di perusahaan swasta bidang perkapalan itu tak mengetahui perbuatannya melakukan usaha menghimpun dana investasi. “Pengakuannya suami tidak tahu. Ini masih sedang kami dalami, barang bukti yang disita sementara laporan rekening koran sejumlah bank transaksi keuangan,” kata Gendut.(balikpapanpos)

Posting Komentar


"Mohon Isikan Saran dan Komentar Anda, Untuk Tugas Kami ke Depan Agar Lebih Baik"