BALIKPAPAN-Tim unit Kejahatan Trans Nasional (Jahtranas) Polda Medan, sejak kemarin tiba di Balikpapan melakukan interogasi terhadap delapan orang kawanan perampok kelompok Medan. Mereka didatangi polisi dari Medan karena juga terlibat dalam serangkaian aksi perampokan di Medan dengan nilai total kerugian mencapai miliaran rupiah.
Kelompok Medan ini terdiri dari Efendi Sinaga, Sandi Arjuanda Sihombing, Santoso (desersi TNI), Sadaari Nainggolan, Budi Sihombing, Tomy Kaunang, Armen Sinaga dan Hasiholan Hutapea Keterangan yang dihimpun Post Metro, para penjahat tersebut terlibat dalam 12 kasus perampokan di wilayah Medan, Sumatera Utara.
Hal itu terungkap dalam pengembangan penyidikan oleh polisi terhadap para tersangka. Kapolresta Balikpapan AKBP A Rafik didampingi Kasat Reskrim AKP Andrias Susanto mengatakan, salah satu pelaku yakni Saadari Nainggolan alias Ceng Li juga terlibat pembunuhan. “Saat beraksi di rumah warga di Medan, korbannya tewas setelah disekap.
Korban adalah ibu-ibu berusia sekitar 60 tahun,” beber A Rafik. Dari catatan penyidik Unit Jahtranas Dit Reskrim Polda Sumut yang datang ke Polresta Balikpapan, hasil kejahatan kelompok tersebut mencapai miliaran rupiah. “TKP Jalan Armada Medan, mereka merampok hampir Rp 1 miliar, kemudian BRI Deli Serdang mereka berhasil membobolnya dengan jumlah kerugian Rp 500 juta.
Dan masih banyak lagi dengan kerugian ratusan juta tiap beraksi,” jelasnya, Di Medan, kelompok ini juga menyasar perkantoran dan menggondol brankas. Para pelaku melumpuhkan petugas keamanan dengan menodongkan senjata tajam.
Setelah satpam kantor tak berkutik, mereka mengikat tangan dan kaki menggunakan tali rafia serta melakban mulut. Kelompok Medan ini terdiri dari Efendi Sinaga, Sandi Arjuanda Sihombing, Santoso (desertan TNI), Sadaari Nainggolan, Budi Sihombing, Tomy Kaunang, Armen Sinaga dan Hasiholan Hutapea. “Komplotan ini terkenal dengan sistem hit and run atau setelah beraksi langsung kabur ke kota lain untuk mencari sasaran baru,” paparnya.
Hasil rampokan, mereka bagi rata. “Hasil dari Samarinda (Rp 220 juta), kami bagi Rp 20 juta per orang. Sisanya kami gunakan untuk transportasi dan keperluan lain,” jawab Santoso yang dalam komplotan ini berperan membagi uang hasil perampokan pada pelaku lainnya. Setelah mendapat hasil, mereka mengirim uang ke keluarganya atau menyimpan di rekeningnya. Kepada keluarga, mereka mengaku bisnis.
Saat ini tiga dari delapan pelaku dibawa ke Poltabes Samarinda untuk pengembangan penyidikan terhadap beberapa kasus pembobolan di sana. Kawanan ini mengaku membobol dua gudang distributor Walls dan distributor Kapal Api. Sedangkan Saadari Nainggolan, rencananya akan dibawa ke Medan.
Untuk diketahui, kedelapan tersangka itu ditangkap ketika sedang berada di Bandara Sepinggan, sesaat sebelum naik ke pesawat Merpati Nusantara Airlines, tujuan Balikpapan-Makassar. Delapan orang anggota komplotan itu diringkus tanpa perlawanan Jumat (30/4) malam lalu. Untuk meringkus 8 pelaku yang identitasnya sudah diketahui anggota itu, polisi tak mau kecolongan.
Tak kurang 30 anggota Reskrim dari Polresta Balikpapan dan seluruh Polsekta dilibatkan. Polisi sudah mengendus para pelaku, sejak nama-nama mereka terdaftar sebagai calon penumpang Merpati Nusantara Airlines, tujuan Makassar. Rencananya, 8 tersangka ini berangkat menggunakan penerbangan pukul 19.00 Wita.(metrobalikpapan)
Posting Komentar
"Mohon Isikan Saran dan Komentar Anda, Untuk Tugas Kami ke Depan Agar Lebih Baik"