JAKARTA - Kapolri Jenderal Sutarman
mengungkapkan bahwa dari hasil penelusuran kepolisian, tercatat ada 56
warga negara Indonesia (WNI) yang saat ini berada di Irak dan Suriah.
Mereka adalah kumpulan mantan napi.
"Kita memonitor ada 66 WNI yang di Irak dan Syria. Sepuluh di
antaranya sudah kembali, kita sudah ikuti kegiatan mereka," kata
Sutarman di Jakarta, Minggu, (14/9).
Menurutnya, dari jumlah yang tersisa di dua negara Timur Tengah itu,
ada empat WNI yang telah meninggal dunia. Dua di antaranya terlibat
dalam aksi bom bunuh diri.
Namun, Sutarman tak menjelaskan lebih rinci terkait aksi bom bunuh
yang diikuti dua WNI tersebut. "Dua lainnya masih kita dalami apa
penyebab kematiannya," ujar mantan Kabareskrim itu.
Sementara Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, perlu
upaya pengawasa intesif untuk mencegah mantan napi kasus terorisme pergi
ke Irak dan Suriah. Menurutnya, tokoh agama berperan penting dalam hal
itu.
“Saya pikir tokoh agama, ormas agama lebih intensif lagi untuk memberikan pemahaman keagamaan ini," ujarnya.
Selain itu, kata dia, pengurus masjid juga harus selektif dalam
memberikan kesempatan kepada pendatang baru yang tak jelas asal-usulnya
untuk menjadi pembicara maupun bergabung dengan lingkungan masyarakat.
Mantan Wakil Ketua MPR RI itu menegaskan, kewaspadaan bukan hanya
tanggung jawab pemerintah.
"Sedangkan untuk napi terorisme yang di sel, ini bagian dari tugas
deradikalisasi yang dilakukan BNPT (Badan Nasional Pemberantasan
Terorisme, red). Dan ini menurut hemat saya perlu ditingkatkan lagi,"
tandas politisi PPP itu. (flo/jpnn)

Posting Komentar
"Mohon Isikan Saran dan Komentar Anda, Untuk Tugas Kami ke Depan Agar Lebih Baik"