SELAMAT DATANG DI PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI POLSEK BALIKPAPAN BARAT, KAMI SIAP MELAYANI ANDA, APABILA ANDA MEMBUTUHKAN KAMI HUBUNGI CALL CENTER 110 ATAU (0542) 422 392 ATAU SMS HOTLINE 0852-5448-9786

Jumat, 06 Desember 2013

Orok Dibuang di Taman Bekapai


Balikpapan Pos, Warga sekitar Taman Bekapai di bilangan Jalan Jenderal Sudirman, Klandasan, Rabu (4/11) pagi sekira pukul 08.45 Wita digemparkan dengan penemuan orok yang masih melekat dengan ari-arinya. Sungguh keterlaluan, orok diselimuti kain jilbab kemudian dibungkus plastik berwarna hitam.

Orok ini sendiri pertama kali ditemukan oleh seorang tukang kebun yang biasa bertugas merawat Taman Bekapai. “Pertama kali yang menemukan tukang kebun dan langsung melapor ke pihak kepolisian,” ujar Kabag Ops Polres Balikpapan Kompol Eko Alamsyah, kemarin.

Mendapat informasi itu, sejumlah personel dari Polres Balikpapan langsung mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP). Saat polisi datang, sejumlah warga sudah mengerumuni. Sebagian ada yang mengeluarkan handphone, foto-foto kondisi orok yang masih berlumuran darah.

Tak begitu lama, polisi memutuskan menutup kembali orok dengan jilbab dan pelastik hitam tersebut. Kemudian mengevakuasi bayi tersebut langsung ke Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo. Dari keterangan saksi, Agus-si tukang kebun, mengungkapkan bahwa pagi kemarin dirinya sedang membersihkan seputaran Taman Bekapai. Menjalankan rutinitas seperti biasa. Hanya saja, saat itu dirinya melihat ada bungkusan plastik hitam.

Biasanya, Agus memang mengambil bungkusan lalu membuangnya ke tong sampah. Tapi ada yang aneh. Saat akan mengambil, dirinya mencium bau busuk menyengat keluar dari dalam bungkusan itu. Pria berusia 45 tahun ini pun penasaran. “Ternyata setelah diperiksa isinya orok, dia kaget langsung melapor ke sini,” kata perwira berpangkat satu bunga di pundak, menirukan pengakuan Agus.

Hingga saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait temuan orok ini. Entah, apakah orangtua kandungnya yang sengaja membuang atau karena penyebab lain. Polisi juga enggan berspekulasi, apakah orok hasil hubungan terlarang atau tidak. Orok tersebut masih berada di kamar mayat atau ruang Mortuary RSKD. “Masih kita lidik, langkah awal kita bawa ke RSKD untuk divisum,”  terang Kompol Eko.

Pihak RSKD mengatakan, biasanya orok tidak divisum, tetapi akan dilakukan outopsi agar informasi yang didapat lebih rinci dan mendalam. Namun, hingga tadi malam orok tersebut belum divisum. Alasannya, dokter forensik tengah tugas ke Jakarta.

Belum diketahui jenis kelamin orok ini, sebab masyarakat dan polisi yang menyaksikan di lokasi kejadian belum bisa memastikan. Selain kondisinya yang masih menempel ari-ari dan berlumuran darah, bau tak sedap juga menyengat. Akhirnya polisi buru-buru menutup kembali.

Jika tidak ada aral melintang, outopsi terhadap jasad orok akan dilakukan pada Kamis (5/12) hari ini. Sementara, orok masih tersimpan di lemari pendingin. Petugas Mortuary juga enggan membuka kembali bungkusannya sebelum dilakukan dokter langsung, sebab khawatir kondisi jasad orok rusak. “Bu Dokternya masih di Jakarta, rencananya besok jenazah akan dioutopsi begitu dokter sudah tiba,” kata salah seorang petugas Mourtuary RSKD.(pri/bp-12)

Posting Komentar


"Mohon Isikan Saran dan Komentar Anda, Untuk Tugas Kami ke Depan Agar Lebih Baik"