BALIKPAPAN-Mansyah tak mau didampingi pengacara. Pelaku penimpasan terhadap Muhammad Wiliansyah (40), warga Jl Sepaku RT 02, kelurahan Marga Sari, Balikpapan Barat, itu percaya dengan kemampuannya sendiri. Dia ingin membela dirinya sendiri ketika kasus yang membelitnya itu disidangkan nanti.
Hal itu diungkapkan Mansyah dari ruang tahanan Mapolsek Barat pada Selasa (13/4). Sejak menyerahkan diri ke polisi satu jam usai penimpasan, pria berkulit gelap itu sangat kooperatif dengan polisi. Dia menunjukkan tempat penyimpanan barang bukti berupa parang yang digunakannya untuk menimpas. Selain itu, dia juga tak merepotkan penyidik ketika menjalani pemeriksaan. “Saya menyesal, Mas. Tapi mau bagaimana lagi,” katanya, lantas menghela nafas.
Mansyah berpembawaan tenang. Dia menceritakan runtut kejadian penimpasan itu dengan gamblang. Menurut Mansyah, dia terbawa emosi ketika melakukan penimpasan. Dia datang ke warung milik Weli – panggilan akrab Muhammad Wiliansyah – dengan maksud baik. Ingin meluruskan duduk permasalahan dan berbaik-baik dengan korban. Tapi, di dalam warung kondisinya berbeda 180 derajat.
“Saya sakit hati, Mas. Kalau misalnya dia minta maaf kepada saya, mungkin ceritanya akan berbeda,” tuturnya pelan. “Tapi apa mau dikata, sudah kejadian,” tambahnya.
Sementara itu kondisi korban penimpasan, Weli kondisinya kemarin sudah mulai membaik. Perban besar menutupi lengannya yang bekas ditimpas. Perban menutupi hampir seluruh lengan Weli. Jari-jarinya menyembul dari sela-sela perban. Ia masih terkulai lemah.
“Kondisinya mulai membaik. Dia sudah melewati masa-masa kritis,” kata salah satu keluarga Weli yang enggan menyebutkan namanya.
Pada Selasa (12/4) siang, ketika Balikpapan Pos berkunjung ke RST DR. Hardjanto ruang Yudha 2, keluarga Weli tampak ramai membesuk. Weli sendiri, meski telah melewati masa kritis, namun masih terkulai lemah di tempat tidur perawatan. Keluarga melarang pewarta mengambil gambarnya.
Terpisah, Kapolsek Balikpapan Barat AKP Rizal Mochtar menuturkan, pemeriksaan terus dilakukan oleh anggotanya. Sampai saat ini sudah ada 2 orang saksi yang diperiksa oleh penyidik polisi. Saksi merupakan kakak dari korban dan satu lagi kakak dari tersangka. Pemeriksaan itu untuk mengetahui motif penimpasan yang dilakukan oleh tersangka. “Sudah dua saksi dipanggil dan kami periksa,” kata Rizal.
Sebelumnya diwartakan, dua debt collector, Mansyah (27) dan Muhammad Wiliansyah (40) duel berdarah-darah, Senin (11/4) siang kemarin. Akibatnya, salah satunya mengalami kritis, nyaris kehilangan sebelah tangannya karena dibacok sebilah parang. Duel tersebut buntut dari cekcok persoalan penarikan motor. Pelaku yang menang duel menyerahkan diri ke polisi satu jam setelah kejadian, sedangkan yang kritis dilarikan ke rumah sakit .
Weli – sapaan akrab Muhammad Wiliansyah -- hingga kini masih mengalami kritis di RST DR Harjanto Balikpapan. Peristiwa berdarah yang membuatnya dilarikan ke rumah sakit itu terjadi di Jl Sepaku RT 02, kelurahan Marga Sari, Balikpapan Barat, sekitar pukul 14.30 Wita.
Keterangan yang berhasil dihimpun Balikpapan Pos menyebutkan, tindakan nekat Mansyah itu dilatari ucapan kasar Wiliansyah yang menyulut emosinya. Ceritanya, Mansyah mendengar dari seorang temannya yang lain, berinisial An, pada Minggu (10/4) malam lalu. An bercerita kepada Mansyah bahwa An dimaki-maki dengan kalimat kasar oleh Wili – panggilan akrab korban.
Duduk perkaranya sepele. An mengangsur motor dari salah satu leasing. Kebetulan, Weli merupakan debt collector dari leasing, tempat An mengambil motor. An cerita kepada Mansyah bahwa Weli mengatai An dengan kalimat kasar, ketika hendak menarik motor. Mansyah marah mendengar cerita An itu.
Begitu mendengar cerita An, Mansyah ingin menanyakannya langsung kepada Weli. Keesokan harinya, Mansyah mendatangi rumah Weli. Saat itu dia ditemani seorang rekannya. Duda anak satu itu berboncengan motor. Di rumah yang disulap Welli sebagai warung kopi itu keduanya terlibat pembicaraan.
Saat itu di dalam warung, ada beberapa warga ikut nongkrong. Awalnya cerita berlangsung biasa saja, namun selang beberapa menit berubah panas. Keduanya pun terlibat cekcok. Dari cekcok itu, Mansyah pulang ke rumahnya dan mengambil parang. Dia kembali dan terjadilah penimpasan.(balikpapan_pos)
Posting Komentar
"Mohon Isikan Saran dan Komentar Anda, Untuk Tugas Kami ke Depan Agar Lebih Baik"