BALIKPAPAN – Wajib belajar (wajar) dan sekolah gratis yang diterapkan Pemkot Balikpapan melalui kebijakan wali kota, Selasa (5/4) kemarin dinodai wanita misterius.
Dengan mudah wanita yang tidak diketahui identitasnya itu, menipu dua bocah ingusan penghuni panti asuhan, lantas menguras perhiasan emas milik keduanya, hanya dengan iming-iming disekolahkan dengan fasilitas gratis. Setelah mengeduk perhiasan, kedua bocah tadi dibiarkan telantar begitu saja di tepi jalan. Duh malangnya.
Aksi pelaku terendus setelah kedua bocah itu melapor menjadi korban wanita misterius tersebut. Kedua korban sama-sama diperdaya pelaku kemarin. Mereka adalah Sri Nooryanti (9) dan Santi (10), keduanya merupakan penghuni Panti Asuhan Al Mariam, Kariangau, Balikpapan Barat. Lewat aksinya, wanita itu membawa kabur giwang emas seberat masing-masing 2 gram milik korban.
Modusnya, pelaku mendatangi panti asuhan sekira pukul 09.00 Wita. Sempat menemui, Hj Hudayah, pengasuh panti. Pelaku yang memiliki ciri rambut sebahu itu mengatakan, ingin menyantuni anak yatim piatu.
”Mendengar itu saya senang sekali. Alhamdulilah ternyata ada yang peduli. Saya pun persilakan masuk ke dalam," jelas Hudayah saat mengadukan peristiwa penipuan yang dialaminya ke Polsek Balikpapan Barat.
Dengan nada bicara yang meyakinkan, Hudayah diajak pelaku untuk menjadwalkan rencana pembagian santunan hingga pembicaraan mengarah ke arah pendidikan anak penghuni panti.
"Katanya dia minta siapa anak yang belum bersekolah. Dia sempat menanyakan kepada saya kok masih ada yang belum sekolah, saya pun jawab masih ada empat anak sebab ada surat yang mesti diselesaikan dulu,” terang wanita berjilbab ini.
Si pelaku yang mendengar itu langsung meminta Hudayah menunjukan dua dari empat anak yang belum menempuh pendidikan itu. Dari keterangan Hudayah, pelaku berencana akan membawa keduanya menghadap kepala sekolah Sekolah Dasar (SD) 020 yang berada tak jauh dari panti. Sri dan Santi, langsung ditunjuk secara acak oleh Hudayah.
“Karena kelihatannya orangnya baik, saya mengijinkan dua anak ini pergi dengan dia," jelas Hudayah.
Lalu keduanya pun dibonceng oleh pelaku menggunakan sepeda motor milik pelaku. Diduga menggunakan ilmu gendam, saat di pertengahan jalan, pelaku pun menyuruh agar Sri dan Santi melepas anting-antingnya untuk disimpan.
"Saya menurut saja. Lalu anting-anting saya dilepas dan disimpan perempuan itu di dalam kantongnya," jawab Sri.
Saat melintas di Jl AMD Kariangau, sekira 100 meter dari panti asuhan Sri dan Santi diminta turun dari motor. "Lalu saya diminta menunggu sebentar. Katanya dia ada perlu sebentar dan saya disuruh menunggu di pinggir jalan itu," imbuh Sri.
Lagi-lagi korban percaya saja. Namun, belakangan, bisa ditebak pelaku tidak kembali dan membawa kabur barang berharga milik korban.”Setelah mengetahui anak-anak kok sampai siang nggak kembali barulah saya curiga dan melapor ke polisi,” tandas Hudayah.
Kasus penipuan ini masih diselidiki jajaran Polsek Balikpapan Barat. Identitas pelaku masih belum diketahui. Polisi menduga kuat, bahwa kasus penipuan terhadap dua bocah ini, dilakukan oleh pelaku yang sama.
“Masih kita selidiki, bisa saja ini ada keterkaitan dengan kasus hipnotis anak pelajar SD yang sebelumnya kami juga terima laporannya,” kata Kapolsek Balikpapan Barat AKP M Rizal Muchtar.
Sebelumnya, kasus serupa juga dialami dua murid SD. Pelakunya juga wanita dan berhasil menyikat perhiasan milik korban. Kedua siswa yang menjadi korban aksi pelaku adalah Sulisdayanti (8) dan Nur Anggraeini (8). Dua siswa SD 018 Balikpapan Barat itu mengaku dijemput seorang wanita berjilbab di sekolah yang berada di kawasan Jumpi, Baru Ulu, Balikpapan Barat. Kejadian itu terjadi pada Selasa (29/3) lalu.(balikpapan_pos)
Posting Komentar
"Mohon Isikan Saran dan Komentar Anda, Untuk Tugas Kami ke Depan Agar Lebih Baik"