BALIKPAPAN - Kasus pencurian di sebuah rumah di kawasan Wika Balikpapan, Selasa (26/6) tadi, meninggalkan pelajaran berharga: jangan sesekali meninggalkan rumah tanpa pengawasan memadai. Sekalipun rumah itu berada di permukiman elite yang pengamanannya (dianggap) mumpuni.
Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Antonius Wisnu berpendapat, meski kasus tersebut tergolong rendah, namun masalah ini wajib dievaluasi semua pihak. Karena itu, untuk sejumlah permukiman elite, baik di Balikpapan, Samarinda, maupun daerah lainnya di Kaltim, pengamanan bagi tamu yang masuk semestinya bisa diperketat lagi.
Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Antonius Wisnu berpendapat, meski kasus tersebut tergolong rendah, namun masalah ini wajib dievaluasi semua pihak. Karena itu, untuk sejumlah permukiman elite, baik di Balikpapan, Samarinda, maupun daerah lainnya di Kaltim, pengamanan bagi tamu yang masuk semestinya bisa diperketat lagi.
“Kasus pencurian di perumahan elite jumlahnya relatif kecil daripada permukiman biasa. Faktor pengamanan di perumahan membuat pelaku pikir-pikir untuk beraksi,” jelas Wisnu kemarin (27/6) di kantornya.
Salah satu pelayanan yang diberikan pengelola perumahan elite, kata Wisnu, adalah standar pengamanan yang tinggi. Mereka tinggal meningkatkan patroli oleh petugas jaga maupun model pengamanan lainnya. Sehingga, dalam menjalani aktivitas sehari-hari, para penghuni tidak waswas saat meninggalkan rumahnya.
“Polisi melalui Binmas (Pembinaan Masyarakat, Red), sudah kerap memberikan arahan agar, baik di perumahan maupun permukiman, untuk meningkatkan pengamanan. Bisa pula mengaktifkan siskamling. Apalagi jelang Ramadan, banyak yang mudik,” urai Kabid Humas.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap bulan Ramadan mendekati Idulfitri serta vakansi sekolah, banyak masyarakat pergi ke luar kota untuk berlibur. Alhasil, rumah ditinggal dalam keadaan kosong.
“Minimal dilaporkan ke petugas sekuriti atau RT setempat jika rumah akan ditinggal pergi. Bisa pula menginformasikan kepada kantor polisi terdekat. Pemilik rumah ataupun pengelola bisa saja menambah pengamanan seperti kamera pengawas, sah-sah saja,” jelas alumnus Akpol tahun 1988 ini.
Sementara itu, proses penyelidikan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah Wika Blok A-5 No 15, Jalan MT Haryono, Balikpapan Utara, milik Junaidi --karyawan PLN Balkpapan-- yang dibobol dua hari lalu, masih terus dikembangkan.
Unit Identifikasi (Ident) Reskrim Polsek Balikpapan Utara mengambil sampel sidik jari yang disinyalir milik pelaku yang menempel di lemari, laci, dan sejumlah titik di kamar korban. Sampel tersebut nantinya dicocokkan dengan arsip data yang berisi data para pelaku kejahatan yang pernah ditangkap.
Hanya, demi akurasi, proses pemeriksaannya di arsip cukup memakan waktu, sebab dilakukan secara manual dengan mencocokkan bentuk sidik jari yang ada. Dari olah TKP, polisi juga tidak mendapati benda-benda milik pelaku yang tertinggal.
“Anggota sedang bekerja di lapangan. Ada informasi sedang diselidiki. Kami juga telusuri kendaraan pelaku,” ujar Kapolres Balikpapan AKBP Sabar Supriyono ketika dihubungi koran ini secara terpisah.
Seperti diwartakan, pelaku mengendarai mobil sejenis Toyota Avanza warna hitam. Mereka, yang diduga berjumlah lebih dua orang ini, beraksi di rumah Junaidi pada Selasa sekira pukul 08.30 Wita. Mereka masuk dengan mencongkel pintu depan kemudian menyikat harta benda milik korban. Junaidi total mengalami kerugian hingga Rp 75 juta, karena uang sebesar USD 4.000 (setara Rp 37,88 juta), 10 buah jam merek Rolex, dan laptop merek Apple, berhasil dibawa kabur. (KP)