BALIKPAPAN-Para korban kebakaran di RT 15, 21 dan 22
Kelurahan Damai yang berjumlah 1.101 jiwa, ditampung dibeberapa tenda
darurat yang didirikan Pemkot dibantu TNI dan polisi serta Tagana.
Hampir separo korban, ditampung di tenda di halaman rumah H Sappe,
anggota DPRD Balikpapan.
Semua bercerita tentang kebakaran besar yang melumat rumah dan isinya.
Dari cerita para korban, kebakaran meluas hingga 3 RT, akibat petugas
pemadam kebakaran dan armada truk pemadam dari Badan Penanggulangan
Bencana dan Kebakaran (BPBK) lambat datang. "Kebakaran sekitar jam 1
malam, jam 3 dinihari truk pemadam baru tiba.
Kita lamanya nungguin, nggak datang-datang," kata Khatijah, kader PKK
RT 22 yang rumahnya selang 3 rumah dari sumber api. Pernyataan Khatijah
dibenarkan warga lainnya, Witoni, Linda, Hj Kasih dan Ninuk. “Ada satu
truk pemadam masuk, eh..airnya tinggal setengah. Baru disemprotkan
airnya habis,” sergah Linda.
Karena lambat datang, rumah Condreng yang letaknya di ujung, jauh dari
sumber api, ikut ludes terbakar. "Nggak ada pemadam kebakaran datang.
Setelah habis rumah, baru ..nguing-nguing.. datang truk pemadam. Buat
apa datang kalau lambat. Karena lama datang, rumah saya yang jauh ikut
habis. Api padam sendiri bukan karena dipadamkan petugas kebakaran,"
kata wanita yang akrab dipanggil Ibu Ani sambil menyeka air mata dari
kelopak matanya yang bengkak karena menangis.
H Sappe, Ketua Komisi III (Pembangunan) DPRD Balikpapan juga menyatakan
keterlambatan pemadam kebakaran. "Iya, memang benar . Petugas pemadam
lambat. Warga sudah teriak-teriak panik, api mulai menyebar, nggak ada
pemadam datang. Yang datang duluan malah dari Pertamina. Kalau cepat
datang, tidak sampai seluas ini," ujar Sappe yang bangunan 2 garasi
mobil miliknya hangus di bagian belakang.
"Mereka pemadam kebakaran mengecewakan masyarakat. Lambat seperti ini
bukan cuma sekali. Beberapa kali kejadian kebakaran, pemadam juga
lambat. Ini harus dievaluasi. Kalau begini terus caranya, lihat saja
nanti, saya akan coret beberapa item anggaran untuk BPBK. Buat apa
disuport dana besar kalau membuat kecewa masyarakat. Sebagian korban
kebakaran saya tampung di halaman rumah saya sampai nanti ada penanganan
lebih lanjut dari Pemkot,” kata Sappe.
Di balik kebakaran besar tersebut, muncul isu santer yang menyatakan
bahwa ada dugaan kebakaran disengaja terkait dengan developer besar yang
mengincar pemukiman penduduk untuk dibuat sentra bisnis. Lokasi
kebakaran seluas 2,5 hektar letaknya sangat dekat dengan Balikpapan
Super Blok (BSB).
“Yang saya dapatkan cerita dari masyarakat seperti itu. Katanya ada
yang melihat api berasal dari bawah kolong rumah. Makanya, saya minta
polisi menyelidiki penyebab kebakaran sampai diketahui jelas penyebabnya
supaya masyarakat tahu dan tidak berkembang isu-isu yang menyesatkan,”
kata H Sappe yang kemarin membeli 2.000 bungkus nasi untuk para korban.
Lambatnya kedatangan truk pemadam kebakaran juga dikritik oleh Ketua
Laskar Merah Putih (LMP) Balikpapan M Arsyad Cannu. “Dalam setiap
musibah kebakaran, pemadam kebakaran harus sighap cepat datang ke lokasi
agar kebakaran bisa segera dilokalisir. Melihat bekas lokasi kebakaran,
api padam bukan karena upaya pemadaman, tetapi habis karena rumah warga
habis,” urjar Arsyad yang membawa satu pikap sembako untuk para korban
kebakaran.
Dia pun meminta agar jajaran BPBK melakukan evaluasi demi perbaikan
kinerja aparatnya dalam menanggulangi bencana dan kebakaran. “Mereka
harus lebih cepat dan lebih sigap. Kalau begini besarnya kebakaran,
kasihan masyarakat yangh menjadi korban,” pungkas Arsyad yang juga
Korwil Laskar Merah Putih Indonesia bagian Timur.
BUTUH SELIMUT, PERLENGKAPAN WANITA DAN BAYI
Selain kebutuhan makan dan minum sehari-hari, para korban kebakaran
juga memerlukan bantuan selimut, perlengkapan wanita dan perlengkapan
bayi. “Kami tidur di tempat terbuka. Nggak ada selimut, nanti pasti
kedinginan. Makanya, kami minta bantuan selimut,” kata Watoni, janda
yang suaminya, Sarifudin, baru 100 hari meninggal.
Kebutuhan wanita berupa sabun mandi, sikat gigi dan pembalut, karena
dari sekian banyak korban, pasti ada yang memerlukan. Sedangkan
perlengkapan bayi seperti selimut bayi dan pampers. “Mohon kami dibantu
barang-barang itu,” ujar korban lainnya.(bapos)