BALIKPAPAN POS - Siklus jaringan terorisme menjadi atensi
serisu aparat kepolisian saat ini. Polda Kaltim pun mulai diliputi rasa
khawatir terhadap munculnya teroris dengan berbagai pola. Untuk
mengantisipasi adanya aksi terorisme, anggota Polda dikerahkan melakukan
patroli siaga dan patroli gabungan dengan menyambangi daerah rawan.
Terutama di momen lebaran seperti ini.
Kapolda Kaltim, Irjen Pol Dicky Atotoy mengaku, ancaman teror dalam
beberapa waktu terakhir tidak hanya ditujukan kepada masyarakat sipil
namun juga aparat penegak hukum, termasuk polisi. Hal tersebut sempat
terjadi di beberapa daerah di Indonesia kurun waktu beberapa tahun
terakhir, mengancam aparat saat melakukan tugas.
Ancaman teror terhadap petugas yang melakukan penjagaan di posko
pengamanan dan pos pelayanan mendapat perhatian pihak kepolisian selama
operasi Ketupat Mahakam 2013. Terkait ancaman tersebut, personil yang
dilengkapi persenjataan akan disiagakan.
“Kita sudah mengantisipasi hal tersebut, menyiagakan anggota dan
menyebarkan anggota dilengkapi senjata dan peluru tajam,” kata Kapolda
di sela gelar pasukan Operasi Ketupat Mahakam 2013 di Lapangan Sekolah
Polisi Negara (SPN) Stal Kuda, baru-baru ini.
Kapolda Dicky menuturkan, selama pelaksanaan Operasi Ketupat Mahakam
2013 yang digelar Polda Kaltim saat ini, aksi teror bukan berarti tidak
masuk hitungan sebuah ancaman serius. Makanya, ia meminta jajarannya
tetap waspada kendati Kaltim tergolong minim ancaman teror. Mempersipkan
segala sesuatunya sebagai bentuk antisipasi.
Beberapa personel yang terlibat dalam operasi ini bahkan bukan hanya
dilengkapi persenjataan, tetapi juga alat deteksi bahan peledak di
beberapa titik yang dianggap rawan. “Bahkan intelejen sudah kita sebar
untuk mendekteksi adanya potensi seperti itu," ungkap jenderal bintang
dua yang sebelumnya menjabat Kapolda Sulawesi Utara (Sulut) ini.
Seperti diketahui, ada 36 pos pelayanan dan 45 pos pengamanan disebar
di seluruh wilayah Kaltim dalam pelaksanaan Operasi Ketupat Mahakam 2013
kali ini. Untuk personel, baik polri, TNI serta instansi yang terlibat
pengamanan berjumlah 3.893 petugas. Proporsinya sebanyak 2.313 personel
dari Polri, sementara sisanya petugas gabungan dari 14 instansi terkait.
Masing-masing untuk pos pengamanan akan disiagakan 7 hingga 22 personil
sementara, pos pelayanan berjumlah 7 hingga 17 personel. (bp-15)