BALIKPAPAN - Jajaran Polsek Balikpapan Utara, Jumat
(15/2) siang, menggelar rekonstruksi kasus yang menghebohlan Kota
Balikpapan dan menjadi keprihatinan dunia pendidikan. Yakni pengeroyokan
yang dilakukan oleh kelompok anak remaja yang menamakan diri Brasmada
(Berani senggol mandi darah) yang menewaskan Alan Darma Saputra (17),
pelajar SMK Airlangga. Kejadiannya, Senin (4/2) lalu sekitar pukul 17.00
Wita.
Adegan demi adegan yang diperagakan dari pelaku dan para saksi
memperlihatkan bagaimana para tersangka membunuh Alan dengan sengaja.
Dari 21 adegan yang diperagakan, adegan ke 18 dan 19 lah yang menjadi
puncak dari peristiwa tersebut. Dimana Rusli menikam Alan dengan telak
dan brutal. Dari reka ulang tersebut diketahui bahwa gerombolan
berandalan tersebut membajak (minta uang dengan paksa) kepada korban
Alan yang kala itu diboncengkan motor oleh temannya, Dedi Irawan (17).
Brasmada membajak untuk membeli miras.
Rekonstruksi Brasmada digelar di tempat kejadian perkara (TKP) Jl
Klamono, Gunung Pipa dekat SD Patra Dharma. Dalam pelaksanaan
Rekonstruksi ini juga dihadiri oleh Kapolsek Balikpapan Utara, Kompol
Putu Rideng SH, jaksa penuntut umum Yoga SH yang memantau langsung
jalannya rekonstruksi.
Tak ayal, puluhan warga yang tinggal disekitar TKP ataupun melintas
ikut menyaksikan jalannya rekonstruksi pembunuhan yang dilakukan oleh
kelompok Brasmada tersebut.
Selain mendapatkan penjagaan ketat dari kepolisian Sektor Utara,
rekonstruksi yang dilakukan sekitar satu jam lebih tersebut juga
dibantu oleh pihak dari anggota Brimob Polda Kaltim. Hal ini dilakukan
untuk menghindari gangguan proses jalannya rekonstruksi dari pihak luar.
Adegan yang dilakukan dalam rekonstruksi kasus pembunuhan tersebut
diawali dengan kelompok Brasmada yang berjumlah delapan, diantaranya
Rohid Santoso (17), Rusli (17), Maskur (17) Dedi Setiadi (15),
Hamdani (16), Riko (14) dan Hilmar(17). Mereka mencari mangsa
untuk dibajak, kemudian uangnya untuk membeli miras. Mereka memang
berencana menggelar mabuk-mabukan.
Tak lama kemudian, Alan (korban) dibonceng temannya, Dedi melewati
jalan tersebut dengan maksud ingin membeli makanan kecil. Kelompok
Brasmada ini langsung menghentikan sepeda motor korban dan langsung
meminta uang untuk membeli minuman keras (miras). Karena uang yang
diberikan oleh korban dinilai kurang, pengeroyokanpun tak bisa dihindari
lagi. Bahkan helm yang digunakan oleh Alan sampai terlepas akibat
pukulan brutal yang dilakukan para berandalan tersebut.
Setelah posisi Alan terdesak dan tak berdaya, bukannya mendapat
pertolongan, para tersangka tersebut malah menghujani tubuh Alan dengan
tusukan samurai serta parang dari tangan ke punggung sebelah kanan
tembus ke depan. Pelaku yang brutal menikam Alan adalah Rusli terus
menghujamkan badiknya ke perut sebelah kanan sehingga korban siswa kelas
SMK Airlangga itu roboh. Rekan Alan, Dedi Irawan juga mengalami luka karena menangkis sabetan dari Rusli
sehingga kukunya terlepas. Dedi juga dilempar batu bata oleh Hilmar,
salah satu pelaku yang menyandang gelar penjahat kambuhan (residivis).
Melihat Alan roboh, para pelaku kabur mengendarai sepeda motor.
Sementara korban dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Sayangnya, nyawa Alan tidak tertolong walau sudah mendapat perawatan
medis selama satu jam.
“Rekonsturksi ini untuk memenuhi unsur hukum serta melengkapi berkas dari kesaksian korban, saksi, dan tersangkanya,”
ujar Kapolsek Putu Rideng didampingi Panit Reskrim Aiptu Wagino. Dalam
waktu dekat delapan tersangka akan dipindah ke rutan kelas II
Balikpapan untuk menjalani persidangan setelah berkas lengkap.
Mereka diancam dengan pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dan 338 KUHP
tentang pembunuhan. "Karena ancaman hukumannya cukup tinggi, kita sudah
menunjuk pengacara negara untuk mendampingi mereka dalam menjalani
proses hukum sampai ke persidangan," tutupnya. (Bapos)
