BALIKPAPAN, Aktivitas pengangkutan batu bara di daerah ini belum berhenti menelan korban jiwa. M Arif (28), seorang anak buah kapal (ABK), tewas di perairan Tanjung Batu, Kelurahan Kariangau, Balikpapan Barat, Selasa (19/6) sekira pukul 06.30 Wita. Saat memberi komando kepada nakhoda kapal tug boat, tali kawat baja (sling) sebagai penarik kapal ponton bermuatan batu bara ternyata tak kuat menarik beban. Sling putus dan menyabet tubuh Arif.
Informasi yang dihimpun koran ini, kemarin pagi ponton Dani 19 bermuatan batu bara sedang ditarik tug boatDani 18 dari Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Kukar), dan hendak mengantarkan muatannya ke Balikpapan Coal Terminal (BCT) Tanjung Batu.
Informasi yang dihimpun koran ini, kemarin pagi ponton Dani 19 bermuatan batu bara sedang ditarik tug boatDani 18 dari Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Kukar), dan hendak mengantarkan muatannya ke Balikpapan Coal Terminal (BCT) Tanjung Batu.
Sesampainya di lokasi kejadian, sekira pukul 04.45 Wita, ponton tiba-tiba kandas tak bisa bergerak. Saat itulah, ABK berupaya menyelamatkan dengan cara menarik, menggunakan sling yang mengikat-berhubungan antara tug boatdan ponton.
Korban, yang menjadi mualim 1, bersama dua rekannya Baim (35) dan Mahir (24) --keduanya juru mudi-- naik ke kapal ponton bermaksud memberikan komando kepada Constatinus (45), sang nakhoda tug boat.
Menggunakan radio komunikasi handy talkie (HT), Arif mulai memberikan komando dengan berdiri di bagian haluan ponton, tak jauh dari ikatan sling tadi. Yang aneh, dia berdiri di posisi ini setelah menyuruh dua rekannya agar menjauh dari haluan karena dianggap berbahaya. Baim dan Mahir akhirnya beranjak ke sisi lain, tepatnya belakang ruang jangkar.
Arif memberi komando, beberapa saat mulai dilakukan penarikan. Tiba-tiba… terdengar bunyi cukup keras. Sling ternyata putus. Sejurus kemudian, Arif sudah tergeletak dengan luka cukup parah. Bagian tangan kanan sampai siku warga Samarinda ini putus (bagian itu menghilang), serta robek menganga di leher.
Diketahui, Arif masih hidup setelah Mahir memeriksa denyut nadi di tangan kiri. “Saat dalam perjalanan ke rumah sakit, korban meninggal dunia,” sebut Mahir di depan penyidik, saat diminta keterangannya sebagai saksi di markas Polsek Balikpapan Barat.
Setelah divisum, jasad korban dibersihkan lalu dikafani. Rencananya, Arif yang baru dua minggu bekerja di PT Dani Samudera Line ---pemilik tug boat dan pontoon-- ini akan dikebumikan ke daerah asalnya, Makassar.
Kapolsek Balikpapan Barat AKP Dandy mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan apakah peristiwa tersebut murni kecelakaan kerja atau ada penyebab lain.
“Memang saat kejadian, korban sedang bekerja memberikan komando (kepada) nakhoda. Untuk bukti ada kelalaian, seperti (pelanggaran) safety saat bekerja maupun aturan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan, semuanya sedang kami himpun,” sebut mantan Kasatreskrim Polres Penajam Paser Utara yang baru sehari menjabat Kapolsek Balikpapan Barat itu.
Hari ini, Unit Identifikasi Reskrim Polsek melanjutkan lagi pemeriksaan olah tempat kejadian perkara (TKP). Barang bukti yang diamankan berupa jaket keselamatan dan helm milik korban.
“Anggota sudah olah TKP. Besok (hari ini) dilanjutkan lagi. Kami belum simpulkan, apakah ada indikasihuman error atau penyebab lain. Nanti kalau semua bukti dan keterangan saksi memenuhi unsur,” jelas Dandy.
Hingga berita ini diturunkan, baik tug boat maupun ponton masih berada di perairan Tanjung Batu dengan kondisi dipasangi police line. (KP)