DUA pemuda perantauan asal Deli Serdang, Sumut, Sidik (23) dan Teguh
(23) nekat melakukan perampokan di rumah milik pasangan suami istri
Sunaji dan Rasmi dengan bekal senjata tajam (sajam) sejenis Sangkur
karena kehabisan uang bekal hidup dan tidak ada pekerjaan.
“Saya sama sekali ndak ada uang Pak, saya bingung mau cari uang dimana,” kata Sidik meyakinkan.
Siapa Sidik dan Teguh? Selama 3 bulan di Balikpapan, keduanya memilih
berpindah-pindah. Mereka kerap bekerja sebagai buruh bangunan sekaligus
menumpang di tempat si mandor. Di kawasan Graha Indah salah satu lokasi
tempat tinggal keduanya. Di sana, kesan tidak baik sudah ditunjukan oleh
Teguh dan Sidik. Si mandor mengaku geram karena ulah keduanya sebab
motor miliknya sempat dibawa kabur. “Untung ketemu di jalan, ditinggal
begitu aja,” kata si mandor yang meminta namanya dirahasiakan.
Tak ada pekerjaan menjadi alasan kedua lajang ini nekat berbuat
kejahatan. Hidup di jalan menggelandang membuar pikiran mereka buntu.
Dibidik lah rumah Sunaji. Situasi rumah itu memang sudah diketahui oleh
tersangka. Maklum saja, selama bekerja menjadi buruh tak jauh dari rumah
korban, keduanya kerapsliweran di kawasan itu.
Dengan senjata sangkur, Sidik dan Teguh kemudian menyandera pemilik
rumah. Sidik memiliki peran penting. Pemuda berkulit gelap itu mengotaki
kejahatan ini. Korban ia sekap, tugas Sidik hanyalah memerintahkan
Teguh “mengerjai” korban. Berbekal sangkur, Teguh mencekik leher korban
lalu menodongkannya ke arah korban.”Jangan teriak kalau mau hidup,” ucap
Teguh saat perampokan terjadi. Sidik tak kalah jauh. Dia mengakui telah
memukuli korban saat coba disekap.”Saya pukuli dahi dan perutnya,” aku
Sidik.
Dalam pemeriksaan polisi, Sidik menyatakan perampokan itu dirancangnya
sendiri karena tidak punya uang lagi setelah beberapa bulan menetap di
Balikpapan. Pengamatan lokasi dilakukan selama dua hari sebelum aksi
dilakukan. "Aku tidak punya uang lagi. Tidak ada keluarga di sini," kata
Sidik.(bapos)