SELAMAT DATANG DI PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI POLSEK BALIKPAPAN BARAT, KAMI SIAP MELAYANI ANDA, APABILA ANDA MEMBUTUHKAN KAMI HUBUNGI CALL CENTER 110 ATAU (0542) 422 392 ATAU SMS HOTLINE 0852-5448-9786

Selasa, 27 Desember 2011

Urusan Perut, Nekat Merampok

DUA pemuda perantauan asal Deli Serdang, Sumut, Sidik (23) dan Teguh (23) nekat melakukan perampokan di rumah milik pasangan suami istri Sunaji dan Rasmi dengan bekal senjata tajam (sajam) sejenis Sangkur karena kehabisan uang bekal hidup dan tidak ada pekerjaan.

“Saya sama sekali ndak ada uang Pak, saya bingung mau cari uang dimana,” kata Sidik meyakinkan.


Siapa Sidik dan Teguh? Selama 3 bulan di Balikpapan, keduanya memilih berpindah-pindah. Mereka kerap bekerja sebagai buruh bangunan sekaligus menumpang di tempat si mandor. Di kawasan Graha Indah salah satu lokasi tempat tinggal keduanya. Di sana, kesan tidak baik sudah ditunjukan oleh Teguh dan Sidik. Si mandor mengaku geram karena ulah keduanya sebab motor miliknya sempat dibawa kabur. “Untung ketemu di jalan, ditinggal begitu aja,” kata si mandor yang meminta namanya dirahasiakan.

Tak ada pekerjaan menjadi alasan kedua lajang ini nekat berbuat kejahatan. Hidup di jalan menggelandang membuar pikiran mereka buntu. Dibidik lah rumah Sunaji. Situasi rumah itu memang sudah diketahui oleh tersangka. Maklum saja, selama bekerja menjadi buruh tak jauh dari rumah korban, keduanya kerapsliweran di kawasan itu.

Dengan senjata sangkur, Sidik dan Teguh kemudian menyandera pemilik rumah. Sidik memiliki peran penting. Pemuda berkulit gelap itu mengotaki kejahatan ini. Korban ia sekap, tugas Sidik hanyalah memerintahkan Teguh “mengerjai” korban. Berbekal sangkur, Teguh mencekik leher korban lalu menodongkannya ke arah korban.”Jangan teriak kalau mau hidup,” ucap Teguh saat perampokan terjadi. Sidik tak kalah jauh. Dia mengakui telah memukuli korban saat coba disekap.”Saya pukuli  dahi dan perutnya,” aku Sidik.

Dalam pemeriksaan polisi, Sidik menyatakan perampokan itu dirancangnya sendiri karena tidak punya uang lagi setelah beberapa bulan menetap di Balikpapan. Pengamatan lokasi dilakukan selama dua hari sebelum aksi dilakukan. "Aku tidak punya uang lagi. Tidak ada keluarga di sini," kata Sidik.(bapos)