BALIKPAPAN- Aksi bakar diri di depan Istana Negara
yang dilakukan oleh Sondang Hutagalung mahasiswa Universitas Bung Karno
Jakarta yang juga tercatat sebagai penggiat HAM memicu aksi keprihatinan
dan solidaritas di Balikpapan. Puluhan mahasiswa melakukan aksi
solidaritas di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Senin
(12/12) kemarin.
Aksi solidaritas terhadap kepergian mahasiswa Universitas Bung Karno
(UBK) Jakarta yang telah berkorban dengan membakar diri adalah bentuk
harapan tercapainya perubahan.
“Satu lagi putra terbaik bangsa Sondang Hutagalung yang gugur dengan
sangat mengenaskan karena harus membakar dirinya di depan istana megah,
symbol perlawanan penindasan rakyat sebagai wujud kritiknya atas
kesengsaraan rakyat yang tak kunjung sejahtera hingga hari ini,” terang
Adit, salah seorang orator aksi.
Sebelumnya, para demonstran berkumpul di Kampus Universitas Balikpapan
(Uniba. Dengan membawa bendera merah putih, bendera organisasi dan
pamflet, massa bergerak menggunakan sepeda motor. Sekira pukul 11.30
Wita, belasan mahasiswa yang sebagian tergabung dalam organisasi Gerakan
Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) langsung melakukran orasi di tepi
jalan, tepat di depan Gedung DPRD.
Adit, mengatakan bahwa yang pantas dibakar seharusnya para pelaku
koruptor di Indonesia, dan bukan mahasiswa yang menuntut keadilan. Oleh
karena itu, pihaknya meminta ketegasan pemerintah dalam pemberantasan
korupsi.
Selain itu, aksi bakar diri Sondang Hutagalung adalah bentuk protes anak negeri atas kegagalan pemerintah . "Aksinya membakar semangat kami untuk memperjuangkan hak asasi manusia dan kesejahteraan sebagian warga yang hingga kini terabaikan,” teriaknya menggunakan pengeras suara.
Sangat wajar, jika para demonstran mendesak pasangan Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY)-Boediona mundur dari jabatannya. Sebab, selama 7 tahun
pemerintahan SBY, Indonesia tidak mengalami kemajuan tetapi kemunduran.
Negara dijadikan panggung perpolitikan transaksional serta politik
kekuasaan yang tidak memerdulikan rakyat dan mengakibatkan masih
banyaknya pekerjaan rumah yang terbengkalai.
“Seperti kasus Bank Century, carut-marutnya birokrasi, diinstegarasi
wilayah, para koruptor buron, pemerataan pembangunan, kasus HAM dan
lain-lain,” protes dia.
Dalam orasinya, pengunjuk rasa juga meminta kepada DPRD Balikpapan
untuk mengibarkan bendera setengah tiang sebagai bentuk penghormatan
terhadap Sondang. Sayang, pihak DPRD enggan melakukan dengan alas an ada
aturan yang mengatur soal bendera.
“Bukan kami menolak, tetapi soal penurunan bendera ada aturan
tersendiri. Undang-undangnya ada, jadi kami tidak bisa melakukan,” ujar
Waklil Ketua DPRD Wahyu Hartono, didampingi Wakil Ketua Noeryati dan
Anggota Komisi I DPRD, Damuri.
Dalam aksinya, pengunjuk rasa juga membakar replika patung Sondang
sebagai bentuk dukungan moril dan keprihatinan terhadap aksi pembakaran
tersebut. Selain itu, pengunjuk rasa mendesak para wakil rakyat
melakukan secara aksi tabor bunga pada replika patung yang terbakar.
“Kami sangat berduka di sini, kami akan selalu mengingat pengorbananmu
Sondang. Hidup Sondang, hidup mahasiswa,” pekik Wahyu Hartono.
Setelah satu jam setengah berorasi, pengunjuk rasa melanjutkan aksinya
di halaman Pemkot Balikpapan. Mereka ditemui Asisten I Sekdakot,
Muhammad Arpan. Mereka juga menuntut peenurunan bendera setengah tiang,
tapi tidak juga diikuti. Demonstran sempat bertahan menunggu wali kota
dan wakil wali kota, tapi akhirnya membubarkan diri. Mahasiswa pun
mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian dari Polres Balikpapan serta
personel Brimobda Polda Kaltim.
“Coba lihat kawan-kawan, dalam surat kita ke kepolisian yang demo hanya
20 orang. Tapi lihat, polisi jumlahnya ratusan. Ada apa dan kenapa
ini?,” kata salah seorang orator lain. “Ya tuh, polisi lebay,” celetuk
mahasiswi yang ikut dalam aksi.
Sementara itu, Kapolres Balikpapan AKBP Sabar Supriyono mengatakan
bahwa banyaknya personel diturunkan ada hal wajar dalam pengamanan. “Ini
bukan masalah sedikit atau banyaknya yang unjuk rasa, satu orang aja
yang demo dan bakar diri bisa heboh. Nggak ada salahnya kita persiapkan
pengamanan, malah ini antisipasi yang lebih baik,” papar Kapolres Sabar
sesaat sebelum pengunjuk rasa tiba di Kantor DPRD.(bapos)