SELAMAT DATANG DI PUSAT INFORMASI DAN DOKUMENTASI POLSEK BALIKPAPAN BARAT, KAMI SIAP MELAYANI ANDA, APABILA ANDA MEMBUTUHKAN KAMI HUBUNGI CALL CENTER 110 ATAU (0542) 422 392 ATAU SMS HOTLINE 0852-5448-9786

Selasa, 13 Desember 2011

Solidaritas untuk Sondang Hutagalung

BALIKPAPAN- Aksi bakar diri di depan Istana Negara yang dilakukan oleh Sondang Hutagalung mahasiswa Universitas Bung Karno Jakarta yang juga tercatat sebagai penggiat HAM memicu aksi keprihatinan dan solidaritas di Balikpapan. Puluhan mahasiswa melakukan aksi solidaritas di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Senin (12/12) kemarin.

Aksi solidaritas terhadap kepergian mahasiswa Universitas Bung Karno (UBK) Jakarta yang telah berkorban dengan membakar diri adalah bentuk harapan tercapainya perubahan.


“Satu lagi putra terbaik bangsa Sondang Hutagalung yang gugur dengan sangat mengenaskan karena harus membakar dirinya di depan istana megah, symbol perlawanan penindasan rakyat sebagai wujud kritiknya atas kesengsaraan rakyat yang tak kunjung sejahtera hingga hari ini,” terang Adit, salah seorang orator aksi.

Sebelumnya, para demonstran berkumpul di Kampus Universitas Balikpapan (Uniba. Dengan membawa bendera merah putih, bendera organisasi dan pamflet, massa bergerak menggunakan sepeda motor. Sekira pukul 11.30 Wita, belasan mahasiswa yang sebagian tergabung dalam organisasi Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) langsung melakukran orasi di tepi jalan, tepat di depan Gedung DPRD.

Adit, mengatakan bahwa yang pantas dibakar seharusnya para pelaku koruptor di Indonesia, dan bukan mahasiswa yang menuntut keadilan. Oleh karena itu, pihaknya meminta ketegasan pemerintah dalam pemberantasan korupsi.

Selain itu, aksi bakar diri Sondang Hutagalung adalah bentuk protes anak negeri atas kegagalan pemerintah . "Aksinya membakar semangat kami untuk memperjuangkan hak asasi manusia dan kesejahteraan sebagian warga yang hingga kini terabaikan,” teriaknya menggunakan pengeras suara.

Sangat wajar, jika para demonstran mendesak pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediona mundur dari jabatannya. Sebab, selama 7 tahun pemerintahan SBY, Indonesia tidak mengalami kemajuan tetapi kemunduran.

Negara dijadikan panggung perpolitikan transaksional serta politik kekuasaan yang tidak memerdulikan rakyat dan mengakibatkan masih banyaknya pekerjaan rumah yang terbengkalai.

“Seperti kasus Bank Century, carut-marutnya birokrasi, diinstegarasi wilayah, para koruptor buron, pemerataan pembangunan, kasus HAM dan lain-lain,” protes dia.

Dalam orasinya, pengunjuk rasa juga meminta kepada DPRD Balikpapan untuk mengibarkan bendera setengah tiang sebagai bentuk penghormatan terhadap Sondang. Sayang, pihak DPRD enggan melakukan dengan alas an ada aturan yang mengatur soal bendera.

“Bukan kami menolak, tetapi soal penurunan bendera ada aturan tersendiri. Undang-undangnya ada, jadi kami tidak bisa melakukan,” ujar Waklil Ketua DPRD Wahyu Hartono, didampingi Wakil Ketua Noeryati dan Anggota Komisi I DPRD, Damuri.

Dalam aksinya, pengunjuk rasa juga membakar replika patung Sondang sebagai bentuk dukungan moril dan keprihatinan terhadap aksi pembakaran tersebut. Selain itu, pengunjuk rasa mendesak para wakil rakyat melakukan secara aksi tabor bunga pada replika patung yang terbakar.

“Kami sangat berduka di sini, kami akan selalu mengingat pengorbananmu Sondang. Hidup Sondang, hidup mahasiswa,” pekik Wahyu Hartono.

Setelah satu jam setengah berorasi, pengunjuk rasa melanjutkan aksinya di halaman Pemkot Balikpapan. Mereka ditemui Asisten I Sekdakot, Muhammad Arpan.  Mereka juga menuntut peenurunan bendera setengah tiang, tapi tidak juga diikuti. Demonstran sempat bertahan menunggu wali kota dan wakil wali kota, tapi akhirnya membubarkan diri. Mahasiswa pun mendapat pengawalan ketat aparat kepolisian dari Polres Balikpapan serta personel Brimobda Polda Kaltim.

“Coba lihat kawan-kawan, dalam surat kita ke kepolisian yang demo hanya 20 orang. Tapi lihat, polisi jumlahnya ratusan. Ada apa dan kenapa ini?,” kata salah seorang orator lain. “Ya tuh, polisi lebay,” celetuk mahasiswi yang ikut dalam aksi.

Sementara itu, Kapolres Balikpapan AKBP Sabar Supriyono mengatakan bahwa banyaknya personel diturunkan ada hal wajar dalam pengamanan. “Ini bukan masalah sedikit atau banyaknya yang unjuk rasa, satu orang aja yang demo dan bakar diri bisa heboh. Nggak ada salahnya kita persiapkan pengamanan, malah ini antisipasi yang lebih baik,” papar Kapolres Sabar sesaat sebelum pengunjuk rasa tiba di Kantor DPRD.(bapos)