BALIKPAPAN-Aksi jambret jalanan kian hari semakin
merajalela. Khusus di wilayah hukum Polsek Utara selama Oktober
November, sebanyak 6 kasus terjadi dengan sasaran wanita pengendara
sepeda motor. Parahnya lagi, pelaku mulai berani beraksi di siang
bolong dengan modal senjata tajam (sajam).
Korban terbaru adalah seorang guru SMP 17 Balikpapan bernama Luddia
Sattu Bunga (45), warga Gunung Polisi, Balikpapan Utara. Wanita itu
dijambret di kawasan Jl Soekarno Hatta Km 3,5 Balikpapan Utara Selasa
(30/11) siang kemarin sekira pukul 14.00 Wita. Kejadian yang dialami
korban lokasinya sama dengan kejadian yang dialami seorang guru juga
bernama Ruth (40) awal November lalu. Korban sendiri Akibat kejadian ini
kehilangan sebuah tas berisi uang Rp52 ribu dan satu unit laptop.
Peristiwa penjambretan berawal ketika korban seorang diri mengendarai
motor KT 2859 AS menuju rumah usai mengajar di sekolah. Ketika melintas
persis depan jalan amblas, tiba-tiba dari arah belakang tanpa diduga
datang pelaku dengan menggunakan motor bebek merampas tas korban yang
tersalip di tubuhnya.Tak butuh waktu lama, pelaku yang diketahui
berboncengan berhasil menyikat tas korban.”Tas saya itu dipotong pakai
pisau, pisau itu sempat nempel di badan saya,” tutur korban saat melapor
di Mapolsek Utara.
Mengetahui dirinya dijambret, korban tidak tinggal diam. Ia berteriak
minta tolong sembari mengejar pelaku. Bahkan sepeda motor pelaku sempat
oleng karena gugup ketika melarikan diri ke arah Rapak.
“Saat pelaku mengambil tas, saya sempat mengejar tapi pelaku hilang
karena motor saya tak sanggup mengejar,” urai korban dengan napas
tersengal. "Saya sempat mengenali plat motor pelaku, tapi tak ingat
huruf belakangnya,” tambahnya.
Korban mengaku masih mengingat ciri kedua pelaku. Pelaku menggunakan
jaket dan memakai helm. Sementara ciri joki motor tidak diingat
korban.”Pokoknya saya ingat pakai jaket, motornya bebek tua,” jelas guru
kelas 8 itu.
Korban sendiri menyayangkan, saat dirinya berteriak meminta
pertolongan. Sejumlah warga baik pengendara yang melintas dan warga
sekitar TKP sama sekali tidak merespon. Warga seolah acuh dengan apa
yang dialami korban.”Saya setengah mati teriak tolong, tapi nggak ada yang mau bantu,” ungkap Luddia dengan mata berkaca.
Deretan korban aksi jambret makin bertambah dan sudah sangat
meresahkan masyarakat. Bahkan titik rawan jambret saat ini tidak bisa
dipetakan lagi. Modusnya, pelaku biasanya mengincar calon korban dari
awal bertemu. Kemudian calon korban dibuntuti hingga ke titik yang
dianggap aman dari kejaran pelaku maupun orang lain (biasanya tempat
sepi).
Di situ barulah pelaku melakukan eksekusi, yaitu dengan cara menarik
barang bawaan korban. Ironisnya, tak satu pun pelaku berhasil diringkus.
“Kejahatan jalanan atau aksi penjambretan menjadi salah satu prioritas
penanganan,” kata Kapolres Balikpapan AKBP Sabar Supriyono.
Berdasarkan data yang dihimpun Balikpapan Pos sepanjang
November lalu sudah empat kali kasus jambret terjadi. Awal November
lalu, Ruth (40) warga Gunung Polisi, di jambret di kawasan Km 3,5
Balikpapan Utara, Jegti (32) warga Km 15, di jambret di kawasan Km 10,
Kamis (17/11) siang, Irma Dahlia (33) warga KM 17 Kelurahan Karang
Joang, Balikpapan Utara di jambret di kawasan Km 15, Minggu (28/11)
Sabriani (40) warga Perumnas Batu Ampar di depan gang Merpati Km 0,5.(balikpapan_pos)